Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Capaian Pembelajaran 2025 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SD Kelas I-VI

capaian pembelajaran agama hindu sd, cp agama hindu kurikulum merdeka, kurikulum 2025 pendidikan agama hindu, susila dan acara hindu, sraddha dan bhakti, cp pendidikan agama hindu dan budi pekerti, cp agama hindu kelas 1 2 3 4 5 6, capaian pembelajaran sd kurikulum merdeka, agama hindu sd kurikulum 2025, elemen cp agama hindu dan budi pekerti

"Ilustrasi Capaian Pembelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti SD Kelas I sampai VI sesuai Keputusan Kepala BSKAP Nomor 046/H/KR/2025."

Capaian Pembelajaran 2025 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SD Kelas I-VI. Pada tahun 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor 046/H/KR/2025 menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) terbaru sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.

Salah satu bagian penting dari Keputusan Kepala BSKAP Nomor 046/H/KR/2025 ini adalah Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) Kelas I hingga VI.

Simak penjabaran lebih detail mengenai Capaian Pembelajaran 2025 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SD Kelas I-VI pada artikel dibawah ini.

Apa Itu Capaian Pembelajaran?

Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu. CP menjadi acuan utama bagi pendidik dalam merancang strategi, metode, dan materi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Capaian Pembelajaran (CP) difokuskan pada penguatan nilai-nilai keimanan, budi pekerti, dan praktik keagamaan berdasarkan ajaran agama Hindu.

Fondasi Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu SD

Dalam Kurikulum Merdeka 2025, CP Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memperhatikan enam kemampuan fondasi utama peserta didik yang meliputi:

  • Mengenal nilai agama dan budi pekerti;
  • Keterampilan sosial dan bahasa;
  • Kematangan emosi;
  • Pemaknaan terhadap belajar yang positif;
  • Keterampilan motorik dan perawatan; diri
  • Kematangan kognitif.

Fokus utama adalah transisi pembelajaran yang mulus dari PAUD ke SD, membentuk karakter yang kuat, dan mengembangkan nilai-nilai spiritual dan moral sejak dini.

Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SD

A. Rasional

Agama Hindu merupakan sumber nilai yang menjadi acuan moralitas dalam menumbuhkembangkan Sraddha dan Bhakti serta budi pekerti. Nilai-nilai tersebut diimplementasikan melalui Tri Kerangka Dasar agama Hindu, yaitu Tattwa, Susila, dan Acara yang merujuk pada kitab suci Weda sebagai sumber ajaran dan sejarah Agama Hindu sebagai refleksi kehidupan untuk mencapai Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma sebagai tujuan agama Hindu.

Ajaran agama Hindu berfungsi sebagai kendali bagi umatnya untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan. Internalisasi ajaran-ajaran Hindu dilaksanakan melalui Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk mewujudkan murid yang cerdas, religius, kolaboratif, dan berdaya saing selaras dengan dimensi profil lulusan.

Murid sebagai bagian dari warga negara memegang teguh Dharma Negara dan Dharma Agama sebagai salah satu landasan penerapan moderasi beragama. Hal ini penting untuk menguatkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, cinta tanah air, musyawarah, dan keadilan sosial yang terkandung dalam ajaran-ajaran Hindu.

B. Tujuan

Mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti bertujuan agar murid mampu memahami:

  1. Kitab suci Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu yang mengedepankan nilai-nilai satyam (kebenaran), siwam (kesucian), dan sundaram (keindahan) dalam kehidupan;
  2. Sraddha dan bhakti sebagai aspek keimanan dan ketakwaan terhadap Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasi-Nya;
  3. Susila sebagai konsepsi tentang akhlak mulia dalam ajaran agama Hindu untuk menumbuhkembangkan budi pekerti, etika, dan moral sehingga tercipta insan-insan Hindu yang sadhu (bijaksana), siddha (kerja keras), suddha (bersih), dan siddhi (cerdas);
  4. Acara sebagai praktik baik dari Kitab Suci Weda sesuai kearifan lokal Hindu di Indonesia; dan
  5. Sejarah agama Hindu sebagai refleksi untuk membangun kesadaran kolektif guna menumbuhkan kecintaan terhadap agama Hindu dan peninggalannya, serta bangsa dan negara.

C. Karakteristik Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang menitikberatkan pada aspek Tattwa yang mencakup pengetahuan, penumbuh kembangan aspek Susila yang mencakup sikap dan kepribadian, dan aspek Acara sebagai bentuk keterampilan melalui praktik-praktik keagamaan yang bersumber pada ajaran agama Hindu.

Ketiga aspek tersebut merupakan bagian dari Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yang dikembangkan menjadi 5 (lima) elemen berdasarkan pada rasional dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Kelima elemen dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti terdiri dari: Kitab Suci Weda, Sraddha dan Bhakti, Susila, Acara, dan Sejarah Agama Hindu.

Adapun 5 (lima) Elemen dan Deskripsi elemen mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti adalah sebagai berikut.

1. Kitab Suci Weda

Kitab Suci Weda adalah sumber ajaran Agama Hindu yang berasal dari wahyu Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Kitab Suci Weda ini bersifat Sanatana (abadi) dan Nutana (fleksibel sesuai kearifan lokal yang ada), Apauruseya (bukan karangan manusia), dan Anadi Ananta (tidak berawal dan tidak berakhir).

Kodifikasi Kitab Suci Weda oleh Maharsi Wyasa terdiri dari 2 bagian utama, yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti.

• Weda Sruti

Weda Sruti adalah wahyu yang didengarkan secara langsung oleh para maharsi. Weda Sruti terdiri dari kitab Mantra (Reg Weda, Yajur Weda, Sama Weda, dan Atharwa Weda), Brahmana, Aranyaka, dan Upanisad.

• Weda Smerti

Weda Smerti adalah Weda yang berdasarkan ingatan maharsi dan Bhasya (penjelasan) dari Weda Sruti, yang terdiri dari: Wedangga, Upaweda, dan Nibandha.

2. Sraddha dan Bhakti

Sraddha dan Bhakti adalah pokok keimanan dan ketakwaan Hindu yang berisi ajaran Tattwa. Dalam berbagai teks lokal di Indonesia, istilah Tattwa merujuk pada prinsip-prinsip kebenaran tertinggi.

Tattwa agama Hindu di Indonesia merupakan hasil konstruksi dari ajaran filosofis yang terkandung dalam kitab suci Weda untuk memperkuat keyakinan umat Hindu agar memiliki Sraddha dan Bhakti.

3. Susila

Susila adalah ajaran etika dan moralitas dalam Agama Hindu yang bertujuan untuk mencapai kebajikan, kedamaian, dan keharmonisan dalam masyarakat.

Nilai-nilai Susila ini diterapkan berdasarkan Wiweka, prinsip Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Tat Twam Asi, dan Wasudaiwa Kutumbakam untuk penguatan moderasi beragama dengan membangun kepekaan sosial.

4. Acara

Acara merupakan praktik keagamaan Hindu dalam bentuk Yadnya atau korban suci sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal Hindu di Indonesia, misalnya aktivitas keagamaan, ritual, dan seni keagamaan yang dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa.

5. Sejarah Agama Hindu

Sejarah Agama Hindu adalah kajian tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau terkait perkembangan Agama Hindu, peninggalan Hindu, corak keagamaan Hindu, perkembangan organisasi keagamaan Hindu, dan tokoh-tokoh Hindu yang dapat diteladani.

Nilai-nilai kesejarahan tersebut dapat dijadikan sebagai refleksi kehidupan untuk menumbuh kembangkan kecintaan terhadap agama Hindu, dan peninggalannya, serta bangsa dan negara.

D. Capaian Pembelajaran

1. Fase A (Umumnya untuk Kelas I dan II SD/Program Paket A).

Pada akhir Fase A, murid memiliki kemampuan sebagai berikut.

1.1. Kitab Suci Weda

Memahami kitab Ramayana dan Mahabharata.

1.2. Sraddha dan Bhakti

Memahami Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta dan sumber hidup.

1.3. Susila

Memahami Subha dan Asubha Karma, serta Tri Kaya Parisudha.

1.4. Acara

Memahami Dainika Upasana dan sarana persembahyangan.

1.5. Sejarah Agama Hindu

Memahami tokoh-tokoh kerajaan Hindu di Indonesia.

2. Fase B (Umumnya untuk Kelas III dan IV SD/Program Paket A).

Pada akhir Fase B, murid memiliki kemampuan sebagai berikut.

2.1. Kitab Suci Weda

Memahami kitab Purana.

2.2. Sraddha dan Bhakti

Memahami Hyang Widhi Wasa sebagai Tri Murti dan Cadu Sakti.

2.3. Susila

Memahami Tri Parartha dan Catur Paramitha.

2.4. Acara

Memahami Hari Suci dan Tempat Suci agama Hindu sesuai kearifan lokal.

2.5. Sejarah Agama Hindu

Memahami tokoh-tokoh kerajaan Hindu di Indonesia.

3. Fase C (Umumnya untuk Kelas V dan VI SD/Program Paket A).

Pada akhir Fase C, murid memiliki kemampuan sebagai berikut.

3.1. Kitab Suci Weda

Memahami Weda Sruti dan Weda Smerti.

3.2. Sraddha dan Bhakti

Memahami Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

3.3. Susila

Memahami ajaran Catur Guru dan Catur Asrama.

3.4. Acara

Memahami Panca Yadnya dan Manggalaning Yadnya.

3.5. Sejarah Agama Hindu

Memahami Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Indonesia.

Kesimpulan

Capaian Pembelajaran 2025 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memberikan arah baru yang lebih mendalam dan relevan bagi sekolah dasar (SD) kelas I hingga kelas VI.

Dengan penekanan pada nilai spiritual, etika, dan sejarah agama Hindu, siswa tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga membentuk karakter yang beriman, bijaksana, dan cinta tanah air.

Demikian informasi tentang Capaian Pembelajaran 2025 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SD Kelas I-VI ini. Semoga artikel ini bermanfaat khususnya bagi Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas I-VI di SD Negeri 3 Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Kab. Klungkung. Salam Edukasi. Salam Pancasila.

Post a Comment for "Capaian Pembelajaran 2025 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SD Kelas I-VI"